Pages

Sabtu, 16 April 2011

Darimu Kutemukan Reruntuhan Puisi

tak cukup waktu untuk menghapus bilur hatiku
tak habis masa untuk membangun lagi asa
akupun tak mampu melihat ujung dari rasa

jangan tanya lelahku untuk menoreh senyum
jangan guncing namaku sang pengusik hidupmu
aku yang akan pergi membawa fosil kenangan itu

darimu kutemukan reruntuhan puisi
basi bagimu tapi gemerlap untukku
sebagai untaian kata penghibur sisa hati

aku akan selalu mengingatmu..
bukan sebagai orang yang menghancurkan hatiku
tapi sebagai orang yang mengajariku arti cinta



Selasa, 12 April 2011

Bijak

jika aku dalam terang cahaya..
ingatkanlah aku akan sebuah gelap..
jika aku berdiri tegap...
ingatkanlah aku akan sebuah keterpurukan...

jika aku bertemu seseorang..
ingatkanlah aku akan sebuah perpisahan..
jika aku mencintai seseorang..
ingatkanlah aku akan sebuah akhir cerita...

agar aku bisa menjadi lebih bijak..
mendewasakan diri dalam langkah..
menjaga segalanya menjadi lebih baik..
meski Tuhan telah memahat patung takdirku...


Senin, 11 April 2011

Ketika Cinta Itu Terbisik

ketika cinta itu terbisik dari manis bibirmu
serat rindu berhias keraguan terurai dalam hati
dan ketika kau balut tubuhku dengan jiwamu
adakah kau setia dengan nada ciptaanmu ?

mungkin mata tak saling menatap
hanya gelora hati yang merekah dalam hijau
seketika kau tawarkan aroma bunga dari taman hatimu
adakah kau permata yang selama ini kucari ?

ingin kujelajahi makna dalam santunmu
bersatu dengan rohmu sedikit demi sedikit
mencoba mengubur keraguan yang membatas diri
apakah jiwamu yang terbaik untukku ?

mungkin takdir menulis kita untuk bersatu
namun aku tak mampu melihat ujung kisah ini
langkah ini masih berselimut misteri
adakah kau mampu ciptakan ujung kisah yang indah?

bukalah hatimu sejujurnya.. aku ingin belajar memahamimu
keluarkan jiwamu adanya... aku ingin melihatmu sebenarnya
hanya untuk yakinkan hati dan semua nafas - nafas di kehidupanku
bahwa aku tidak salah telah menyentuhmu

Aku Hanya Ingin Tersenyum Selamanya...

aku tak cukup dewasa menapaki jalan setapak
hingga saat terjatuhpun aku masih saja sombong
mencoba berdiri tanpa menanti tangan-tangan setiaku
meski kadang aku mengharapkannya

aku ingin selalu melihat mentari di saat malam
agar dinding kamarku mampu memplagiat tubuhku dalam bayang
dan menerangi setiap sudut hati yang terlanda gulita
berharap, aku bisa tersenyum...

hatiku sudah memar terjerat rasa
tapi aku tak kuasa tuk menjerat hati
sesak membendung pilu yang siap mengalir deras
aku lelah memaksa bibirku untuk tersenyum...

dan saat kaki merapuh tuk melangkah
kuharap masih ada sisa dingin salju yang berhembus
sekedar bertiup disela panas dan geram hatiku
agar aku mampu untuk tetap tersenyum

dan saat aku melayang sisakan tubuh lunglai
kuharap ada senyum teriring di sela tangis
agar akupun semakin lepas dan terbang tinggi
memberikan senyum di tempatku sebelum bumi

disetiap pahit ruas hidup dan matiku
aku hanya ingin selalu tersenyum
untukmu..
untuk kalian... selamanya


Resonansi Hati

aku tak mampu menyulam kata yang indah untukmu
hanya sepercik salam tak bermakna yang menuntun langkah kaki
tak seperti indah dan sejuk senyum lukisan parasmu
dan kaupun melangkah menjauh sisakan kesan yang tak seharusnya

aku tak mampu menjaring bintang tuk hiasi dinding hatimu
hanya setitik tinta dari polesan kuas kumalku
tak seperti warna sehabis hujan yang kau lukis di setiap nafasku
dan cahaya terang yang bingkai melindungi hatiku

bahagiakah dirimu saat berenang di kolam cintaku?
yang tak seluas biru samudera cinta yang membentang di jiwamu
jika salju hatimu masih beresonansi pada panas matahariku..
kupastikan cintaku akan berakhir kepadamu.. dan hanya untukmu

My Hamster