dengan satu bungkus rokok aku melamun
gambarkan wajah bercorak mozaik indah
wajah yang tersenyum pada pikiran kecil
wajah yang riang dengan dirinya sendiri
wajah yang tak peduli pada tangis sekitar
dengan nada lirih dan letih aku berbisik
tapi mata itu hanya melirik kecil
wajahnya masih lurus tak menoleh
langkahnya tak mendekat tapi menjauh
aku hanya melihat punggung berkain
dengan tajam aku terus mendengar
suara minor penyulut lava merapi
terus lagukan fitnah meski tak lantang
sembari taburkan wajah bersahabat
rapi sembunyikan hati pemangsa
dengan sayu aku masih melihat
wajahnya tak berubah sedikitpun
tak tawarkan tangan pelipur
aku mengerti......
sebab akupun juga sama...
aku menghela nafas bersandar di tulang jendela
penjamkan dan membelai mata hati sejenak
menghapus wajah singkirkan suara minor
bisikan kecil tersimpul dalam satu nada
"Inilah hidup... Nikmatilah apa adanya"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar