Pages

Jumat, 26 Februari 2010

Coretan Kecil tentang Sepasang Anak Panah Terakhir


Tuan ku sedang duduk dibebatuan telaga surga
Tuan ku sedang menangis serambi melihat bumi

Tuan ku memegang erat sepasang anak panah
bermata tajam berbentuk hati...

sedang ku dibiarkannya bergelantungan dipundaknya
menghiasi punggung bersayap putih
yang halus dan indah jika dia kepakkan...


Iya...betul sekali...
Tuan ku adalah seorang peri cinta
Tuan ku sangat cantik dengan senyum kecilnya
Tuan ku ditakdirkan Tuhan untuk menebarkan benih cinta
pada dua sejoli menggunakan sepasang anak panahnya
sedang aku biasa disebut Tuan ku si busur panah


Dulu....
Aku ditemani jutaan pasang anak panah
yang selalu Tuan ku panahkan dengan senyuman

aku masih ingat.....
ketika Tuan ku melepas sepasang anak panah
Tuan ku lakukan dengan sambil mengucap satu Kalimat doa
"Abadilah Cinta"


Tuan ku lakukan itu dengan ketulusan, keikhlasan, senyuman, kedamaian
Aku bisa rasakan itu ketika tubuh ku beliau genggam dengan lembut
sambil menarik benang elastis yang menghiasi punggungku
mata ku diarahkan ke dua sejoli yg saat itu sedang bercengkerama

Sepasang anak panah telah melesat
dan menancap tepat di hati nurani mereka berdua

Sunyi....
Tuan ku memejamkan mata...

Kemudian dia tersenyum, dan menari
bak penari balet yang akan bertemu pasangannya


Aku heran kenapa Tuan ku menari...
Tuan ku tiba-tiba berkata...
"Terima kasih Tuhan, Kau kabulkan doa ku..
Cinta mereka akan abadi selamanya"
Lalu Tuan ku kembali menari lagi

ooo..ternyata begitu

Ribuan tahun aku setia menemani Tuan ku
menebar benih cinta..
dan diakhiri oleh sebuah senyuman
dan tarian indah Tuan ku...

Tapi....
Itu dulu....

Akhir-akhir ini.....
Tuan ku menangis
karena ratusan doa sepasang anak panah
tidak dikabulkan Tuhan
Tuan ku hanya diberi mandat
selebihnya Tuhan yang mengatur takdir

Akhir-akhir ini....
Setiap doa sepasang anak panah yang dilepaskan
dijawab Tuhan dengan singkat..
Perceraian....
Perselingkuhan...
Saling membunuh..
Mati salah satu....

Ratusan kali sepasang anak panah melesat
Tuhan menjawab doa Tuan ku hal yang sama


Kini....
hanya tinggal sepasang anak panah terakhir....
Tuan ku takut untuk melepaskannya
melepas Kemurnian Cinta sepasang anak panah terakhir


Dengan air mata menetes...
Tuan ku berkata...

" Ku yakin ini bukan takdir Tuhan, tapi
takdir yang dibuat manusia sendiri...
mereka sudah dibekali hati, tapi ...
kadang tidak mereka pergunakan..."

"Jika manusia tidak mampu menjaga Cinta...
biarlah sepasang anak panah terakhir ini
Ku simpan...
Ku jaga....
Ku cintai...
tak akan ku lepaskan...

"biarlah sepasang anah panah terakhir ini
menyatukan cinta mereka sendiri
meski berwujud sepasang anak panah
tapi ....
mereka saling mengerti
mereka saling menerima
sebab...
mereka punya hati
mereka punya ketulusan
mereka punya keikhlasan
merekalah sebenarnya cinta...

yang abadi... "





By : Joxer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Hamster